Ketika di Majalengka”
Kata Pa Aan, nanti ada orang yang lebih dari Evi, lebih segalanya dari Evi, lebih terkenal, lebih kaya raya, lebih mendunia, lebih berharga, lebih cantik lebih dari yang cep Beni bayangkan. Namun saat itu penolakan dalam hatiku untuk tidak mudah menerima tawaran-tawaran indah yang nota bene adalah suatu ketentuan.
Saat itu aku sangat tergesa-gesa, mengambil keputusan untuk melakukan kesetiaan yang tidak pada tempatnya, tidak pada orang tepat, memberikan minat dan cinta kepada orang yang salah, hanya karena nafsu belaka.
Ya Allah ampunilah kejadian itu, ampunilah perbuatan dan fikiranku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun.
Pa Aan sudah lupa apa yang dikatakannya pada malam itu, namun di ingatanku masih terngiang-ngiang, bahkan beliau memberikan waktu di usia 33 tahun akan diberikan tanda-tandanya.
Ya, aku sangat sadar kini apa yang telah terjadi di usia segitu, datanglah sebuah keajaiban menimpa hidupku yang aku sudah tidak sanggup lagi menuliskan kisahku, bahkan lisanpun aku tidak sanggup lagi, namun hampir semua yang kuceritakan kisahku mereka menganggap indah melebihi dari novel.
Kini usiaku lewat dari 40 tahun, sejak usia akil balaig, aku sudah punya keinginan untuk serius beristri dan memiliki istri yang sangat didambakan mengingat aku memang kurang kasih sayang dan cinta selama hidupku.
MASA KECILKU
Bahagia ketika aku menatap wajah Bapakku yang memancar sinar kebahagiaan, selalu tersenyum ramah dan tidak pernah memarahiku kecuali melototkan matanya…..itulah cinta kasih sayang.
Bapakku suka memberikan apa yang kuinginkan, dibuatkan mobil-mobilan sesuai seleraku, dan dia adalah orang yang cerdik dan cerdas, tau apa seleraku saat itu.
Mamaku adalah orang yang putih cantik dan baik, penuh kelembutan, usapan tangannya mengandung obat mujarab bagi badanku, kupingku bisa jadi perantara kesembuhan kalau dia memberikan pelajaran-pelajaran kesembuhan.
Masakan Mamaku terbaik di dunia, masakannya enak, dan Nenek dari Mamaku adalah guru memasaknya.
Aku ingat dalam pelukan dua orang yang ku cintai, Bapak dan Mama ku, ketika disusui aku masih terasa nikmatnya, dicium dipeluk dan sebagainya.
Terakhir aku melihat Bapak dan Mama ku di rumah Nenekku yang dari mama, di kamar depan, Bapak berkaca-kaca dan memanggilku dan Mama dan Bapak mereka menanyaiku yang aku sendiri tidak memiliki jawaban, “Beben, mau ikut siapa?” “Bapak atau Mama?” itu suatu yang tidak sanggup untuk dirasa, didengar dan namun harus memiliki kepasrahan yang di luar batas kemampuan, sejak saat itu, Bapak tidak lagi ada dekat denganku, bahkan cerita dan kabar buruk saja yang kuterima.
Aku sadar kini, saat usia 7 tahun aku harus menghadapi perjalanan hidup yang termat rumit untuk dirasakan dan harus dimudahkan dalam melupakannya.
MAMAKU YANG JANDA
Mamaku menyayangiku, tiap malam aku menunggui Mama yang berpakaian Mukena Putih mengaji, sambil aku mengantuk, mukanya saja yang kulihat, kami berdua depan sebuah lampu damar minyak tanah.
Aku dekat sekali dengan Mamaku, aku anak kesayangannya, aku masih memiliki cinta walau sepotong dari orang tua yang tidak utuh.
Mamaku sudah sekolah modis, setiap sore aku menanti mamaku, dia suka cerita kalau sehabis pulang sekolah/kursus modes, dia pernah cerita ada seorang ibu meninggal, dan memiliki seorang anak laki yang diberi wasiat untuk dibawakan/dipakaikan mukenanya kalau ibunya meninggal, namun si anak itu lupa tidak melaksanakan amanahnya, maka malamnya si anak lelaki itu bermimpi didatangi ibunya dan dalam mimpi ibunya meminta mukenanya dan minta digali lagi kuburannya, maka esoknya dalam cerita itu anaknya menggali kuburan dan memberikan mukena Mamanya. Lalu pada akhir cerita Mamaku berpesan agar aku juga sama mau membawakan mukena Mama, jika Mama meninggal dan aku masih ingat sampai sekarang, pada usia 40tahun ini aku masih ingat akan pesan Mamaku walau Mama ku mungkin sudah lupa akan pesannya itu.
MAMAKU jadi ORANG LAIN.
Entah aku dibakar cemburu atau aku memang kehilang segalanya. Pada awalnya aku tidak terasa kalau Mamaku sudah menjadi seorang ibu dari anaknya yang beda Bapaknya dengan diriku.
Ketika aku menyentuh susu Mamaku yang memang aku suka sekali sejak aku lahir ke dunia ini yang kumiliki adalah susu Mamaku, aku merasa nyaman kalau didekap sambil disusui Mama. Saat itu aku tidak tau kalau Mamaku sudah bukan lagi milikku, aku terus menerus menyentuh susu Mamaku yang menyusui adikku yang baru dari Bapak yang Baru, tapi Mamaku marah dan menunjukkan raut muka tidak rela memarahiku sehingga membuatku hilang segalanya, saat itu aku seolah aku diterjunkan ke luar dari angkasa dan
Entah kemana perginya, lalu aku pergi sambil menahan rasa kaget dan rasa tidak berdaya, sama ketika ditanya mau ikut siapa? Bapak atau Mama????
Namun aku tidak beralasan kalau menangis, aku tidak bisa menunjukkan rasa kecewa selain pergi bermain dan membiarkan Mama memeluk dan menyusui anaknya, dengan penuh kasih sayang dan mesra yang luar biasa. Akupun pernah rasakan itu bagaimana dipeluk Mama dan disusui.
MAMAKU PERGI JUGA SEPERTI BAPAK
Aku tinggal bersama tiga orang saudaraku, satu kakak dan dua adikku di rumah Nenekku dari Mama. Mama di Bandung bersama adikku yang baru dan Bapakknya. Kalau aku melihat langit senja hari ke arah Barat, aku selalu berdoa untuk Mamaku, agar tidak ada ada hujan deras, aku takut Mamaku kena Banjir, aku selalu berdoa agar Mamaku selamat dari bencana, hampir setiap sore aku lakukan itu tanpa ada yang mengetahuiku, sepulang dari pemandian umum. Aku tidak tau apakah Mamaku mengingatku atau tidak.
Suatu saat aku berkunjung ke Mama, dan di sana ada kakakku, dan aku, menjadi tamu di rumah ibuku, berlama-lama di sana, dan rasanya tidak betah namun, apa daya, aku hanya seorang tamu, yang tidak dijamu, bahkan hanya jadi beban kebahagiaan Mama dan Bapakku, namun aku hanya menggantungkan doa-doa dan harapan di masa depan saja, saat itu usiaku memasuki era pubertas dan aku salah satu dari komunitas orang-orang pubertas, di sekolahku, namun aku berada di luar duniaku sendir, aku hanya jadi penonton, bukan pemain, jika aku memiliki rasa cinta terhadap wanita, maka bagiku hanya kamuflase kalau harus berpacaran seperti teman-temanku. Bagiku terlalu jauh, sebab jangankan untuk berperan, di rumah sendiri saja aku adalah tamu yang berkepanjangan.
Akhirnya Kakakku yang kedua, yang dulu tidak serumah tinggalnya, sudah menikah dan mengajakku pergi bersamanya.
AKU ANAK KOS
Aku harus menempati sebuah kamar kost yang diisi oleh sepasang suami istri.
Adalah kakakku sendiri dan aku jadi tamu lagi namun ada sedikit perbedaan terutama dalam pembinaan masa depanku.
Aku juga sudah memasuki usia dewasa, kelas dua SMA dan harus sudah mandiri bahkan harus bisa mencuci baju sendiri serta baju kakak iparku.
Tuntutan persaan untuk bercinta dengan perempuanpun bertambah banyak di dalam dada, namun apalah daya, keadaan seperti mengharamkan untuk melakukan percintaan, tidak ada satu pun wanita yang sudi dengan tingkah lakuku, karena tidak trendy, tidak bisa dibanggakan, dan sama sekali tidak menarik. Iya ku akui, jangankan untuk mencintai, sedang aku sendiri membutuhkan cinta kasih sayang.
Aku tidak pandai mencintai, aku tidak pandai bergombal, aku tidak bisa merayu, aku hanya bisa merasakan kepedihan-kepedihan dan kekecewaan saja.
Aku pernah merasakan bagaimana laparnya perut ketika tidak ada makanan, melebihi batas waktu, dan semua warna menjadi kuning, dan ketika sudah tidak sanggup lagi berdiri, maka aku hanya bisa tergeletak tiduran sampai ada orang yang datang membawakan makanan, tetanggaku.
AKU ANAK KULIAHAN
Hampir gratis aku kuliah, setiap akhir semester aku harus menandatangani permohonan keterlambatan bayaran, dan sampai drop out karena tidak bisa bayar lagi ketika harus ujian, akhirnya aku tidak berijasah, namun aku memiliki ilmunya dan tetap aku menangis bersyukur bisa kuliah anggap saja gratisan, dan perjalananku termat pahit, ketika harus naik bis dari jam 11.30 sampai jam 17.00 dengan route Tangerang-Cengkareng-Blok M, lalu harus berjalan kaki selama 30 menit, dari Blok M ke Jln. Limau.
Sampai di Kampus rasanya ngantuk dan sangat lelah dan harus tetap semangat ikut kuliah.
AKU KARYWAN TERBAIK DAN TERMURAH
Ketika aku pertama kali kerja, ditawari jadi buruh cargo di Airport, aku harus mengangkat karton, barang orang yang dikirim ke luar negeri, kadang naik truk, harus bongkar muat cargo, kadang harus berhadapan dengan pegawai Negeri Bea dan Cukai dan kaum biokrat lainnya, sudah mulai muncul rasa kurang simpati jika harus berurusan dengan instansi negara.
Ketika tidak dapat out balancing yang adil di perusahaan itu, aku nyangkut di perusahaan sejenis di tempat lain dan diberi kesempatan untuk berkiprah dan sudah bisa memulai belajar berpakaian rapih berdasi dan karena aku rajin mencuci mobil, maka aku bisa merasakan manfaatnya, aku bisa menggunakan fasilitas kantor / perusahaan mengendarai mobil dan yaaa itu suatu kebanggaan tersendiri walau aku masih memiliki sifat grogi dan tidak memiliki percaya diri.
PEMILIK SAHAM PERUSAHAAN MENARIKKU DI KANTORNYA
Seorang Pengacara menarikku untuk bekerja di kantornya dan aku bisa berbakti lebih banyak, karena prospek perusahaan cargo di Bandung tidak begitu baik, maka aku ditarik Bos pemilik saham untuk bekerja di kantor Huku, aku bisa banyak belajar selama 9 tahun
Waktuku habis untuk Bos, tidak kenal libur dan tidak kenal waktu, asal Bos teriak aku harus hadir, bahkan aku harus pandai mencuri waktu untuk makan dan tidur, aku tidak baik kalau dipanggil dalam keadaan makan, tapi bos ku bisa manggil kapan saja, tidak ada waktu makan bagiku.
Aku harus pulang paling akhir, kadang harus menemai Bos beranalisis karena aku adalah satu pihak awam yang menjadi tolak ukur argumen-argumen hukum. Aku tidak keberatan karena akan menambah wawasan dan ilmu bagiku.
Namun satu hal yang aneh, teman-temanku yang tidak lebih cerdas dariku selalu dapat kenaikan gajinya lebih sering dan lebih banyak jumlahnya, sedang aku mungkin dalam setahun hanya dua kali atau satu kali saja dengan jumlah hanya Rp 25.000,- sampai paling besar adalah Rp 50.000,- saja. Sedangkan kawan-kawanku yang lebih yunior bisa empat kali lipat, dalam setahun bisa empat kali kenaikan dengan jumlah dari lima puluh ribu samapai seratus ribu rupiah, itulah suatu keadilan di kantor Hukum, karena Bos ku sudah memiliki pertimbangan-pertimbangan tersendiri, baik itu perasaan, politik dan pertimbangan prestasi-prestasi lainnya. Bahkan pertimbangan keluarga serta latar belakang pendidikan.
Aku menerimanya tanpa ada rasa apa pun selain rasa gembira setiap ada kenaikan dan aku tidak mengeluh setiap menadapat bagian kendaraan yang berbeda baik kualitasnya maupun tahun pembuatannya, aku tetap tegar.
AKU SEORANG BAPAK
Usia 7 tahun aku pernah ditinggal Bapak, namun pada saat usia anakku lelaki 7 tahun harus mengalami nasib persis seperti yang aku alami dan dia mendapat warisan penderitaan ghaib sepertiku.
Hampir aku tidak percaya dan disaat aku merasakan cinta suci seorang anak, teriakkannya membuat hatiku luluh, tatapannya membuatku kuat, namun aku tidak boleh memiliki anak itu, aku harus dipisahkan dan harus merasakan bagaimana rasanya berpisah dengan buah hatiku, laksana Bapakku meninggalkanku, aku harus menebus perasaan Bapakku, ketia dia pergi menangis meninggalkan ku yang masih lucu, aku juga sama rasa rindu dan cinta harus kutunda dan aku pergi harus jauh…senja hari aku merasakan air mata anakku menetes menatap langit senja di sebelah Barat, dia berdoa untukku, aku luluh didoakan oleh kekasihku yang kutinggal jauh, dia merindukanku dia menangis dalam hatinya untukku, dia ingin dipelukku, dia ingin bertemu denganku.
Sementara aku berkelana, menahan lapar, menahan sedih, menangis sendiri, ketika menjelang puasa dan lebaran aku memasuki toko baju anak, aku tidak tau nomor berapa baju anakku, dan aku tidak membawa uang untuk membelinya, namun aku ingin sekali melihat-lihat baju untuk anakku satu-satunya, akhirnya aku keluar lagi toko itu dengan uraian air mata, namun aku tidak boleh menangis di muka umum, aku harus pergi ke tempat sunyi dan sepuasnya tersedu-sedu.
Aku berada di sebuah kota yang tidak ada sanak saudara, yang bebas dari gosip, yang bisa menumpang makan dan tidur, tanpa ada gaji bulanan, namun aku bertahan hidup.
Aku harus mengumpulkan doa doa dan kekuatan, aku harus memulai hidup.
Seorang istri cantik jelita, dari kalangan berkulit kuning campuran Europe Asia, beragama satu akidah denganku, dia yang membangkitkan semangat hidupku, dia memberikan janji-janji dan kekuatan, pengorbanan dia tidak sebatas materi, namun hidupnya pun telah dia korbankan untukku, dan dia yang menyamai memulai hidupku, dia yang membangunkanku dari kematian dalam hidupku, kematian seluruh penderitaanku. Fraullina Putri Herlambang.
Dia yang memberiku sebuah nama, dan sebuah kekaisaran hidupku, dia janjikan aku bahagia dengannya, dia juga sekaligus mengancam untuk tidak ada penyelewengan diantara kami, dia yang memaksaku mengikatkan bathin berdua dengan ikatan tali suci barokati suratul Fatihah sebelum dia naik pesawat Jakarta Los Angeles……
NAHHH KALAU INI SIAPA YG NG GANTENG INI........HEHEHEH....ORG BANGDIK SMAN 1 PAMULANG, HEHEHE......
DI MESJID INI SIAPA PUN 
